teks DKR

Salam Pramuka...!
Selamat datang di blog DKR SRENGAT 0505 KABUPATEN BLITAR.
Jayalah selalu Pramuka Indonesia

gambar DKR Srengat

gambar DKR Srengat

Sabtu, 28 Januari 2012

Biografi Baden Powell (bee pee)

Biografi Baden Powell (bee pee)
Setiap pandu pasti tidak ada yang tidak mengenal tokoh pandu dunia, pendiri gerakan kepanduan sekaligus disebut sebagai Bapak Pandu Dunia: Lord Baden Powell.
Baden Powell (BP), lahir di Inggris, tanggal 22 Februari 1857. Beliau mempunyai nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Ayah BP bernama Prof. Domine Baden Powell, seorang Guru Geometri di Universitas Oxford, Inggris. Dan ibu Baden Powell ialah Miss Henrietta Grace Smyth, seorang putri dari Admiral Kerajaan Inggris yang terkenal, yaitu William T. Smyth.
Baden Powell dilahirkan di sebuah keluarga besar dengan sembilan orang saudara. BP semakin akrab dengan saudara-saudaranya sepeninggal ayahnya pada tanggal 11 Juni 1860. Hal ini menuntut Beliau untuk hidup mandiri, disamping Beliau yang notabene adalah seorang yang pekerja keras, tidak mudah putus asa, dan penolong.
Ny. Henrietta memasukkan BP ke Charter House School pada tahun 1870. Di sana BP sangat populer. Selain pandai belajar, Beliau juga mengikuti banyak kegiatan ekstra, Beliau juga sempat mendapat julukan ‘Bathing Towel’.
Di usia 19 tahun, BP menamatkan sekolah di Charter House School. Kemudian Beliau memutuskan untuk bergabung dengan Dinas Kementerian, dan setelah lulus, BP ditempatkan di India dengan pangkat Pembantu Letnan. Pengalaman BP di kementerian inilah yang banyak memengaruhi perkembangan berdirinya Gerakan Kepanduan Inggris. Karena BP juga terkenal sebagai orang yang pandai bergaul dan banyak kawannya, maka perkembangan kepanduan pun cukup baik.
Setelah sempat berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lain, BP akhirnya bertugas di Mafeking, Afrika Selatan. Kota inilah yang membuat nama BP semakin terkenal dan bahkan menjadi pahlawan bangsanya. Karena jasa-jasanya yang begitu besar, pangkat BP dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Selama bertugas di Afrika, Baden Powell banyak melakukan petualangan. Dan karena keberaniannya, BP mendapat julukan IMPEESA (serigala yang tak pernah tidur). Pada tahun 1901 Beliau kembali ke tanah airnya dan disambut besar-besaran oleh bangsanya sebagai pahlawan bangsa. Kemudian menulis pengalaman-pengalamannya dalam buku Aids to Scouting.
Pada tahun 1908 BP menulis buku Scouting for Boys. Buku ini yang menyebabkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Pada tahun 1910, Baden Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Setelah itu, mulailah BP berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kepanduan di seluruh dunia.
Baden Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu di berbagai negara pada tahun 1912. Dan pada tahun tersebut, Beliau menikah dengan Olave St. Clair Soames yang lebih dikenal dengan sebutan Lady Baden Powell. Pernikahan tersebut dikaruniai tiga orang anak, yaitu Petter, Heater, dan Betty.
Pada tahun 1920, para pandu berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jamboree Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan itu, yakni tanggal 6 Agustus 1920, Baden Powell diangkat sebagai Chief Scout of the World (bapak pandu sedunia). Beliau juga dianugerahi gelar Lord Baden-Powell of Gilwell dengan julukan Baron oleh Raja George V.
Setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia pada tanggal 3 Desember 1934, dan sepulangnya dari meninjau Jamboree di Australia, BP beserta Lady Baden Powell menghabiskan masa-masa akhirnya di Inggris.  Sekitar tahun 1935-1938, BP kembali ke tanah yang dicintainya, Afrika. Baden Powell menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya hingga meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1941. Jasad BP diantar di atas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahatan terakhir. Hari pengakhirannya itu merupakan duka besar bagi para pandu seluruh dunia.

Mari kita lanjutkan cita-cita dan perjuangan Baden Powell untuk mengembangkan kepanduan!
Tanamkan selalu jiwa Pramuka, dan realisasikan dalam dunia nyata!
Jayalah selalu Pramuka!! Satu Pramuka untuk Satu Indonesia.


Buku sumber: Boyman.

“sifasa”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar